CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 21 Januari 2013

Menjadi Pendidik Yang Mencintai dan Dicintai Anak Didik



Pendidik identik dengan profesi guru. Guru identik dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Yang terjadi dalam proses KBM adalah transformasi ilmu dari guru ke murid. Asumsi yang terjadi dalam KBM seperti ini adalah “guru sebagai gudang ilmu sementara murid adalah mobil box kosong yang harus diisi ilmu dari gudang tadi agar dalam perjalanannya mobil tersebut dapat membuahkan hasil jika berhenti di suatu tempat tujuan yaitu barang yang ada didalamnya.
Lalu, jika isi box tersebut adalah hal-hal yang tidak lagi up to date, masihkah kebernilaiannya tinggi? Lalu telah tepatkah pola KBM model transformasi total dari guru ke murid? Mari kita lihat definisi Guru dan Pendidik.
Menurut tim redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga; Guru adalah “orang yang profesinya mengajar.”  Mengajar, berarti “memberi pelajaran.” guru matematika berarti orang yang profesinya mengajar pelajaran berhitung, guru bahasa pun demikian, adalah orang yang mengajarkan pelajaran bahasa. Adapun Pendidik adalah “orang yang mendidik” dimana arti mendidik itu sendiri adalah “memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.)”
Masih menurut KBBI, Pendidikan itu merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.”
Bertahun-tahun persepsi yang muncul adalah guru itu seorang pendidik. Maka tidak heran jika harapan orang tua ketika menitipkan anaknya menginjakkan kaki di sebuah sekolah adalah agar anaknya menjadi cerdas pikirannya, baik akhlaknya serta cerah masa depannya.
Berlebihan? Tentu saja tidak! Sebab tak ada satu orang tua pun yang menyekolahkan anaknya agar menjadi bodoh, bejat moral, serta suram masa depannya. Padahal dia harus mengeluarkan biaya untuk sebuah pendidikan.
Namun yang terjadi memang tidak selalu ada kesesuaian antara das sein dan das sollen (teori dan praktek). Kerap guru yang memang dinyatakan sebagai orang yang profesinya mengajar atau mencari penghasilan dari mengajar tidak mengejewantahkan tujuan pendidikan kedalam profesinya. Kegiatan mengajar benar-benar dijadikan ajang mencari penghasilan semata. Pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) mereka sekedar menyampaikan materi lalu menunggu gaji bulanan. Tidak perduli apakah siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran atau bahkan tidak paham sama sekali terhadap apa yang diajarkan. Jika ingin lebih paham datanglah les atau melakukan bimbingan belajar ke rumahku atau panggil aku mengajarimu les jangan lupa siapkan bayaran untukku.
Walau hanya segelintir guru yang melakukan hal ini, tentu saja mencoreng muka profesi guru. Mereka yang telah bersusah payah membimbing dan mencoba menjadi pendidik yang baik ikut-ikutan dianggap hanya mau mendidik jika dibayar mahal.
Beruntunglah pemerintah akhirnya memperhatikan kesejahteraan guru beberapa tahun ini. Sebut saja tunjangan-tunjangan, bantuan-bantuan dan seabreg sebutan lain untuk mengoptimalkan dunia pendidikan. Namun tetap saja masih ada segelintir guru yang kurang memperhatikan perbedaan antara mengajar dan mendidik. Sehingga dapat kita rasakan bersama out put siswa saat ini jauh dari kesan telah dididik. Kecintaan siswa terhadap guru pun sebatas kenal karena pernah diajari suatu mata pelajaran saja. Tidak ada kesan lebih mendalam selain, guru itu galak, tegas, pelit nilai atau hanya sekedar ramah.
Mengapa Harus Mendidik?
    Sebuah pepatah mengungkapkan ala bisa karena biasa. Maka ketika kita terbiasa melakukan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran saja tanpa pendidikan, niscaya tidak terjadi perubahan mendasar. Niat menjadi seorang pendidik yang baik harus dimulai dari pembiasaan diri terlebih dahulu. berusaha menjadi orang baik, belajar yang baik, mengamalkan sesuatu yang baik serta mencintai kebaikan. (chadijah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar